A. Defenisi
Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tidak lagi dalam posisi anatomis. Secara kasar adalah tulang terlepas dari persendian.Subluksasi adalah dislokasi parsial permukaan persendian. Kadang luksasi disertai dengan fraktur luksasi / dislokasi, misalnya fraktur panggul dengan fraktur pinggir acetabulum.Dislokasi disertai dengan kerusakan simpai sendi atau ligament sendi. Bila kerusakan tersebut tidak sembuh dengan baik, luksasi muda terulang kembali seperti sendi bahu. Pada sendi panggul perdarahan dicaput femur mungkin terganggu karena kerusakan pada trauma luksasi sehingga terjadi nekrosis avasculer.
B. Klasifikasi
1. Dislokasi Congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan yang paling sering terjadi pada panggul. Dislokasi panggul cogenital merupakan suatu keadaan dimana caput femoris posisisnya dalam acetabulum tidak normal sejak lahir. Caput femoris biasanya kecil dansering kali terletak diluar superior dan lateral acetabulum. Perkembangan panggul normalyang harmonis membutuhkan hubungan antara caput femoris dan acetabulum. Disosiasi jangka panjang dapat menyebabkan perkembangan yang tak memadai baik caput femorismaupun acetabulum sehingga akhirnya menyebabkan cacat.
2. Dislokasi Traumatik
Dislokasi traumatik adalah suatu kedaruratan ortopedi, yang memerlukan pertolongan segera, karena struktur sendi yang terlibat pasokan darah dan saraf rusak susunannya dan mengalami stres. Bila tidak ditangani segera dapat terjadinekrosisavasculer ( kematian jaringan akibat anoksia dan hilangnya pasokan darah ) dan paralysis saraf.
Trauma sendi dapat berupa:
- Kontusio sendi biasa terjadi oleh benturan.
- Joint srain oleh trauma kecil yang berulang ( otot tertarik akibat penggunaan yang berlebihan, peregangan berlebihan dan atau stres yang berlebihan ).
- Joint sprain / keseleo ada robekan mikroskopis dari ligament atau kapsul sendi yangtidak mengganggu stabilitas akibat gerakan memutar
- Ruptur ligament
- Dislokasi.
- Dislokasi spontan atau patologik Terjadi akibat penyakit struktur sendi dan jaringan sekitar sendi.
C. Diagnosis
a. Anamnesis
-Ada trauma
-Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu.
-Ada rasa sendi keluar.
-Bila trauma minimal hal ini dapat terjadi pada dislokasi rekuren atau habitual.
b. Pemeriksaan Klinis
-Deformitas.
= hilangnya tonjolan tulang normal, misalnaya deltoid yang rata pada dislokasi bahi.
= Perubahan panjang ekstremitas
= Kedudukan yang khas pada dislokasi tertentu, misalnya dislokasi posterior sendi panggul kedudukan sendi panggul endorotasi, fleksidan abduksi.
-Nyeri
-Funtio laesa gerak terbatas.
c. Pemeriksaan Fisik
- Dislokasi traumatik
Semua lingkup gerak dicatat, mulai dari posisi nol atau netral. Posisi netral bukanmerupakan posisi faali atau posisi istirahat yang penting bila dilakukan immobilisasi.Posisi netral disebut juga posisi Zero atau posisi 0 , adalah posisi yang menjadi dasar nolatau mencatat gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dan rotasi. Posisi netral untuk sendi bahu dan paha adalah posisi bahu atau paha searah dengan sumbu tubuh dan untuk sendi siku, lutut dan pergelangan tangan adalah sendi lurus. Untuk sendi pergelangankaki posisi netral adalah kaki tegak lurus atas tungkai bawah.
- Dislokasi congenital panggul
Semua ana yang baru lahir sebaiknya diperiksa kemungkinan ada dislokasi panggul congenital beberapa hari setelah kelahiran. Bayi ditidurkan dengan kedua kakidipleksikan dengan menekan secara lembut pada lutut kearah meja periksa, sedangkanlutut dan pahanya diabduksikan secara manual pada saat yang bersamaan bagian proksimal paha ditekan keatas dan medial. Tekanan pada lutut pada lutut yang arahnyakebawah pada pada awal tindakan ini, dapat menyebabkan dislokasi total pada panggulyang mengalami gangguan. Pada waktu paha diabduksikan seperti tersebut diatas panggul tersa tereduksi secara spontan disertai bunyi “ KLIK “ kemudian dengan adduksi panggul dapat dirasakan dislokasinya. Ketidak stabilan panggul yang dapat diperagakandengan tes provokasi ini disebut “ tanda ortolani positif “
d. Pemeriksaan Penunjang
- Radiologi
- USG
- CT-Scan
- MRI
D. Penatalaksanaan Dislokasi
Tindakan Reposisi :
-Reposisi segera.
-Dislokasi sendi kecil dapat direposisi ditempat kejadian tanpa anasthesi,misalnya dislokasi siku, dislokasi bahu dan dislokasi jari.
-Dislokasi bahu, siku atau jari dapat direposisi dengan anasthesi lokaldan obat – obat penenang misalnya Valium. Jangan dipilih cara reposisi yangtraumatis yang bila dilakukan tanpa relaksasi maksimal dapat menimbulkan fraktur.
-Dislokasi sendi dasar misalnya dislokasi sendi panggul memerlukan anasthesiumum. Dislokasi setelah reposisi, sendi diimobilisasi dengan pembalut, bidai,gips ata traksi dan dijaga agar tetap dalamposisi stabil, beberapa hari beberapa minggu setelah reduksi gerakan aktif lembut tiga sampai empat kali sehari dapat mengembalikan kisaran sendi, sendi tetap disangga saat latihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar